Lingkungan

Masalah Limbah

COD dan BOD
• Chemical oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat- zat organik yang ada dalam sampel air atau banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat- zat organik menjadi CO2 dan H2O. Pada reaksi ini hampir semua zat yaitu sekitar 85% dapat teroksidasi menjadi CO2 dan H2O dalam suasana asam, sedangkan penguraian secara biologi (BOD) tidak semua zat organik dapat diuraikan oleh bakteri.
• Uji COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan-bahan organik yang terdapat didalam air. Pengukuran COD didasarkan pada kenyataan hampir semua bahan organik dapat dioksidasi menjadi karbondioksida dan air dengan bantuan oksidator kuat yaitu kalium dikromat ( K2Cr2O7) dalam suasan asam. Dengan menggunakan dikromat sebagai oksidator, diperkirakan sekitar 95 % – 100 % bahan organik dapat dioksidasi.

Pada analisa COD dari suatu air limbah menghasilkan nilai COD selalu lebih tinggi dari nilai BOD . Perbedaan antara kedua nilai disebabkan banyak faktor antara lain:
• Bahan kimia yang tahan terhadap oksidasi biokimia tetapi tidak tahan terhadap oksidasi kimia seperti lignin.
• Bahan kimia yang dapat dioksidasi secara kimia dan peka terhadap oksidasi biokimia tetapi tidak dalam uji BOD seperti selulosa, lemak berantai panjang atau sel- sel mikroba. Adanya bahan toksik dalam limbah yang akan mengganggu uji BOD tetapi tidak uji COD.
• Angka BOD adalah jumlah komponen organik biodegradable  dalam air buangan, sedangkan tes COD menentukan total organik yang dapat teroksidasi, tetapi tidak dapat membedakan komponen biodegradable/ nonbiodegradable.
• Beberapa substansi anorganik seperti sulfat dan tiosulfat, nitrit dan besi yang tidak akan terukur dalam tes BOD akan teroksidasi oleh kalium dikromat, membuat nilai COD anorganik yang menyebabkan kesalahan dalam penetapan komposisi organik dalam laboratorium.
• Hasil COD tidak tergantung pada aklimasi bakteri sedangkan tes BOD sangat dipengaruhi aklimasi bakteri. Aklimasi  adalah perubahan adaptif yang terjadi pada bakteri dalam kondisi yang terkendali.

Karakteristik Kimiawi
• Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar dalam air limbah.
• Proses yang termasuk dalam pengolahan secara kimia adalah netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi dan flokulasi.
• Pengolahan air secara kimia dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap atau koloid, logam-logam berat, senyawa phospor dan zat organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.

Karakteristik Bakteriologis
• Pengolahan biologi adalah pengolahan yang paling murah dan efisien.
• Pemeriksaan biologis di dalam limbah cair untuk mengetahui apakah ada bakteri-bakteri patogen dalam limbah cair.
• Semua polutan air yang biodegradable dapat diolah secara biologis.
• Pengolahan air limbah secara biologis, bertujuan untuk menghilangkan bahan anorganik, organik, fosfat dan amoniak dengan bantuan mikroorganisme.

Proses penguraian biologi ada 2:
• Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;
• Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

Gambar Penguraian Secara Biologi

Aerobik (Extended Aeration)
• Kelebihan
• Sudah dikenal dan banyak digunakan pada umumnya digunakan untuk kapasitas kecil sampai besar.
• Diterapkan dalam pengolahan air limbah dengan konsentrasi BOD dan COD rendah pada temperatur 5 – 30oC.
• Mampu menanggulangi “Loading Fluctuation”.
• Effluen dapat langsung dibuang ke badan penerima (sungai, dsb).
• Kekurangan
• Membutuhkan area yang lebih luas
• Pemakaian energi lebih tinggi dengan adanya aerator
• Lumpur yang dihasilkan banyak

Anaerobik
Kelebihan
• Sesuai untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi BOD lebih tinggi dan untuk kapasitas menengah sampai besar.
• Menghasilkan biogas (70-90 % CH4).
• Tidak membutuhkan energi untuk oksidasi
• Membutuhkan area lebih kecil
• Lumpur yang dihasilkan sedikit.
Kekurangan
• Temperatur air limbah harus dijaga sekitar 20-35 C
• Setelah diolah dalam sistem anaerobik effluen perlu diolah lagi secara aerob sebelum dibuang ke badan penerima untuk mereduksi parameter NH4
• Tidak sesuai untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi nitrat dan atau sulfat tinggi.
• Pengoperasian cukup rumit karena sangat tergantung pada temperatur dan pH air limbah.

Penanganan Limbah Gas

• Mengontrol Emisi Gas Buang
• Menghilangkan Materi Partikulat dari Udara Pembuangan

Mengontrol Emisi Gas Buang
Pengendalian gas buang seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrokarbon dan sulfur oksida dilakukan melalui beberapa metode.
• Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dengan cara menurunkan suhu pembakaran kendaraan bermotor.
• Gas sulfur oksida dapat dikurangi dengan cara desulfurisasi hasil pembakaran bahan bakar menggunakan filter basah.
• Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik untuk menyempurnakan pembakaran pada kendaraan bermotor.
• emisi gas buang dapat dikurangi dengan cara mengurangi kegiatan pembakaran bahan bakar, mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Menghilangkan Materi Partikulat
• Filter udara adalah alat untuk menghilangkan materi partikulat padat, seperti debu, serbuk sari, dan spora, dari udara.
• Alat tersebut terbuat dari bahan yang dapat menangkap materi partikulat sehingga udara yang melewatinya akan tersaring dan keluar sebagai udara bersih.
• Filter udara dapat digunakan pada fentilasi ruangan, cerobong pabrik, mesin kendaraan bermotor, atau pada lokasi lain yang membutuhkan udara bersih. Jenis dan bahan yang digunakan sebagai filter udara bermacam-macam, tergantung pada kandungan udara yang disaring, rnisalnya tergantung kadar debu, bersifat asam atau alkalis, dan sebagainya.

Previous page 1 2 3 4 5
Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button