Sosial

SOSIALISASI LINGKUNGAN

Isu pemanasan global dijadikan momentum pemerhati lingkungan untuk mengenalkan lingkungan lebih jauh kepada masyarakat umum. Harapannya agar masyarakat lebih memahami lingkungan dan mau mengubah gaya hidup yang cenderung merusak lingkungan. Berbagai tips sederhana dianjurkan agar masyarakat dapat berkontribusi menjaga keseimbangan lingkungan, misalnya lebih memilih menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi, ikut berkontribusi pada program penanaman pohon, membawa tas belanja dari rumah untuk menghindari penggunaan tas belanja plastic, hemat menggunakan air dan listrik, dsbnya

Berbagai tips sederhana yang dianjurkan kepada masyarakat, baru terkait dengan produk, salah satu aspek dalam bauran pemasaran. Tiga aspek lain yaitu price, place/distribusi, dan promotion belum banyak tersentuh dalam kampanye lingkungan. Kegiatan kampanye lingkungan masih memandang aspek produk yang paling memiliki dampak signifikan bagi lingkungan. Padahal dampak ketiga aspek lainnya tidak kalah dasyatnya.

Menurut Kafi Kurnia seorang ahli marketing dan mantan pimpinan salah satu swalayan terkemuka, ada tiga faktor penting dalam berbisnis yaitu yang pertama lokasi, yang kedua lokasi dan yang ketiga lokasi. Strategi lokasi mengakibatkan lahan-lahan strategis di perempatan kota menjadi rebutan pengembang baik real estate, apartment, hypermarket, plaza, dsbnya.

Perempatan kota yang selayaknya dijadikan taman kota berubah fungsi menjadi lahan produktif, sehingga wajar apabila perempatan kota kehilangan daya dukungnya, kemacetan semakin tinggi dan banjir selalu menghantui daerah akibat daerah resapan air semakin berkurang.

Strategi harga juga tak kalah hebatnya. Penjualan kendaraan bermotor. Hp, laptop dan barang elektronik lain melonjak tajam karena strategi harga yang diluncurkan pengusaha. Harga produk yang mahal di pecah menjadi kecil sehingga tidak kelihatan mahal dan dapat dibeli oleh konsumen. Walaupun pada akhirnya total harga yang dipecah tadi lebih hingga berkali lipat dibanding harga sebenarnya.

Dan tahukah kita, bahan laptop dan Hp yang digunakan dinamakan tantalum dan berasal dari Republik Demokratis Kongo (Dulu Namanya Zaire). Negeri ini tidak pernah lepas dari konflik baik itu konflik etnik, budaya, suku dan invansi dari negera tetangganya seperti Rwanda dan Uganda. Konflik seakan terus dipelihara di Republik Demokratis Kongo agar harga bahan Laptop dan Hp tetap murah.

Lalu bagaimana halnya dengan strategi promosi?Promosi menyebabkan harga produk lebih tinggi. Simak saja laporan terbaru ACNilsien mengenai peringkat perusahaan yang paling banyak mengeluarkan biaya untuk promosi perusahaan seluler (Rp 2 Triliun), perusahaan sepeda motor (Rp 1,8 T) dan perusahaan rokok (Rp 1,6T). Masyarakat harus menanggung biaya iklan pada produk yang dibelinya akibat strategi promosi perusahaan.

Belum lagi budaya konsumerisme akibat promosi yang bertubi-tubi dihadapi masyarakat. Dengan mempelajari perilaku masyarakat, perusahaan dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menjual produk lebih banyak lagi walaupun belum tentu kebutuhan utama masyarakat.

Berorientasi hanya pada produk dalam kampanye lingkungan berarti penanganan yang dilakukan masih bersifat the end of pipe atau kuratif. Sedangkan manajemen pengelolaan lingkungan sudah melangkah ke aspek preventif atau pencegahan.

Simak saja bagaimana argument yang ditulis oleh Lynn Scarlet dalam majalah Reader’s Digest bulan Juli !992 dari hitung-hitungan kelestarian lingkungan secara total belum tentu prinsip daur ulang tepat, produk yang biodegradable tidak akan merusak lingkungan, produk sekali pakai lebih menimbulkan pencemaran dan kemasan plastic lebih tidak bersahabat dengan lingkungan.

Makanan yang dikemas pabrik justru akan mengurangi timbulnya berbagai macam limbah, karena produk samping (by product) seperti kupasan kulit ataupun sisa daun masih dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak dan bahan bakar biogas. Di negara yang kurang lazim mengkonsumsi produk kemasan pabrik seperti Meksiko, hasil samping tadi akan berupa limbah/sampah yang terbuang sia-sia. Dari hasil penelitian Universitas Arizona, Meksiko membuang sampah sisa makanan tiga kali lebih banyak dibanding dengan AS. Segi positif lainnya, yaitu komposisi kemasan yang terbuat dari logam dan plastic dikatakan dapat membuat makanan tetap segar selama beberapa bulan, sedangkan makanan yang tidak dibuat di pabrik hanya bertahan beberapa hari saja.

Pada dasarnya limbah yang terdiri dari besi, baja aluminium, plastic, kertas, gelas dan karet dapat didaur ulang. Hanya saja daur ulang juga mempunyai dampak lingkungan yang merugikan. Program daur ulang membutuhkan lebih banyak energi dan menghasilkan air limbah yang lebih banyak, misalnya membutuhkan kendaraan angkutan yang lebih banyak yang berarti lebih banyak bahan bakar dan akan menambah pencemaran udara.

Produk yang bisa terurai secara biologi (biodegradable) walaupun dikatakan baik, tetapi apabila dibuang secara sembarangan dapat meneruskan bahan kimia beracun yang dikandungnya ke lapisan air (akuifer). Hal inti tidak akan terjadi pada produk yang tidak terurai secara biologi (non biodegradable).

Produk sekali pakai seperti popok bayi dikatakan mencemari lingkungan, namun menurut Lynn Scarlet popok yang terbuat dari kain justru memerlukan enam kali lebih banyak air untuk mencuci selama pemakaiannya dibanding dengan popok sekali pakai.

Selama ini dikatakan kemasan yang baik menurut urutannya adalah aluminium, gelas, dan yang terjelek adalah plastik. Tetapi menurut riset California Future, plastik memerlukan energi yang paling sedikit untuk memproduksinya. Plastik lebih ringan dan paling efisien untuk dikemas.

Lynn Scarlet mematahkan argument perlunya pengelolaan lingkungan dengan model reuse dan recycle yang merupakan bagian dari aspek kuratif. Karena itu pengelolaan lingkungan yang terbaik adalah mengambil aspek preventif. Seperti halnya dunia kesehatan, paradigme dokter yang baru adalah membuat orang sehat bukan lagi mengobati orang sakit.

Begitu juga dengan lingkungan, mencegah pencemaran lingkungan harus dimulai sejak dini. Pencegahan pencemaran harus meliputi semua aktor lingkungan yaitu Power (pemerintah), Private Sector (swasta), Profesional (akademisi dan pakar), Pers (media), People (rakyat).

Pencegahan pencemaran pada segment pemerintah dapat dimulai pada kebijakan yang pro lingkungan, konsisten dengan peraturan yang berlaku dan tegas pada pelaku kerusakan lingkungan. Sikap tegas pada pelaku kerusakan lingkungan akan menimbulkan efek jera bagi calon pelaku untuk berbuat yang sama. Selama ini belum pernah pelaku pencemaran lingkungan yang dihukum dengan tegas.

Pencegahan pencemaran pada segment swasta dapat dimulai ketika akan mendirikan usaha, ketika usaha akan berjalan, ketika perekrutan SDM, produksi dimulai, produk sampai ke tangan konsumen hingga produk tidak digunakan lagi oleh konsumen. Lingkungan harus menjiwai setiap aktifitas produksi.

Pencegahan pencemaran lingkungan pada akademisi dimulai dengan mengajarkan ilmu lingkungan sejak dini, memasukkan pertimbangan lingkungan pada pengambilan keputusan dan berbagai bidang kehidupan serta memberikan contoh bagaimana hidup berlandaskan prinsip lingkungan

Pencegahan pencemaran pada pers dapat dimulai dengan memasyarakatkan kampanye penanganan lingkungan dari aspek preventif atau pencegahan. Pers tidak sekadar menginformasikan dampak lingkungan, tetapi juga bagaimana mencegah kerusakan lingkungan.

Pencegahan pencemaran pada segment masyarakat dapat dimulai dengan kampanye pengurangan konsumsi barang yang tidak mempunyai nilai fungsi yang tinggi, dan konsumsi penggunaan produk yang ramah lingkungan

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button