Reklamasi Pantai Utara Jakarta, memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi disatu sisi, namun disisi lain dampak negatifnya jauh lebih besar. Dampak negatifnya berupa kerusakan lingkungan, semakin termarginalkan kehidupan nelayan, dan menambah masalah baru bagi ibukota Jakarta. Selayaknya reklamasi yang dilakukan dalam rangka memperbaiki ekosistem bukan malah merusaknya.
Reklamasi dilakukan dengan membangun 17 pulau baru dengan luas total 5.100 Ha dan berada pada tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Pada masa Rizal Ramli menjadi Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, sekaligus ketua tim gabungan reklamasi, dilakukan evaluasi dan investigasi terhadap 4 pulau. Dari hasil investigasi terjadi pelanggaran yang dilakukan pengembang pulau reklamasi. Pelanggaran berat dilakukan oleh pengembang Pulau G yaitu PT Muara Wisesa Samudera anak perusahaan Agung Podomoro. Sanksinya adalah diputuskan untuk dihentikan secara permanen. Sedangkan pelanggaran sedang dilakukan oleh pengembang Pulau C dan D yaitu PT Kapuk Naga Indah atau anak perusahaan Agung Sedayu Group. Pelanggaran sedang karena pulau dibangun tidak sesuai dengan rencana yang diajukan kepada pemerintah. Dan pelanggaran ringan dilakukan pengembang pulau N yaitu PT Pelindo II. Pelanggaran ringan hanya terkait dengan administrasi dan perizinan. Sanksinya pengembang diminta melengkapi syarat administrasi dan perizinan agar sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
Sayangnya, ketika terjadi pergantian Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya menjadi Luhut Binsar Panjaitan, hasil evaluasi dan investigasi tidak berlaku. Reklamasi semua pulau tetap dilanjutkan dengan alasan penurunan muka tanah, penyediaan air bersih dan penghalang banjir rob dari laut.
Ketiga argument yang dikemukakan pemerintah sebagai alasan melanjutkan reklamasi 17 pulau ditengah gugusan pulau seribu tidaklah mendasar, tidak ilmiah, kurang memperhatikan hak nelayan, dan cenderung mengabaikan aspek konservasi lingkungan. Penurunan muka tanah terjadi akibat pengambilan air tanah dangkal berlebihan yang dilakukan terus-menerus selama puluhan tahun. Akibatnya rongga air tanah dangkal kosong dan terjadi penurunan muka tanah. Sedangkan penyediaan air bersih tidaklah mungkin dilakukan apabila 13 sungai yang bermura ke teluk Jakarta pada kondisi 82% tercemar berat dan dipenuhi sampah. Sedangkan penghalang banjir rob dari laut dapat dilakukan dengan efisien dan efektif dengan cara menanam mangrove.
Reklamasi pulau berdampak negative bagi lingkungan. Reklamasi mengurangi daerah tampungan yang merupakan jalur air aliran permukaan. Jika daerah tampungan berkurang tentu aliran sungai akan melambat. Jika aliran sungai melambat akibatnya adalah sedimentasi bertambah. Akibat lanjutanya adalah terjadi pendangkalan pada sungai dan muara. Jika terjadi pendangkalan sungai, maka daya tampung air semakin berkurang. Apabila musim hujan, potensi banjir karena pendangkalan sungai tentu bertambah. Pada saat ini saja, setiap musim hujan Jakarta selalu dihantui oleh banjir. Apalagi jika reklamasi sudah terjadi, banjir dengan skala lebih luas bisa terjadi akibat reklamasi pantai utara Jakarta. Jangan sampai proyek reklamasi pantai utara Jakarta adalah proyek kanibal terhadap pesisir utara Jakarta yang sudah mengalami pertumbuhan stagnan.
Reklamasi pulau juga memberikan masalah baru bagi Jakarta berupaya penyediaan air dan listrik. Pulau buatan tidak terdapat sungai air tawar sebagai sumber air bersih makhluk hidup. Sehingga sumber air bersih bagi pembangunan dan calon penghuni pulau buatan tentunya berasal dari daratan Jakarta. Sumber air bersih diambil dari PDAM dan air tanah. PDAM Jakarta baru berhasil menjangkau 60% dari rumah tangga di DKI Jakarta, apalagi mau diharapkan untuk menyediakan air bersih bagi pulau-pulau baru. Sedangkan pengambilan air tanah akan menyebabkan penurunan muka tanah semakin memperbesar. Penyediaan listrik di pulau reklamasi akan memberikan beban baru Jakarta. Gugusan pulau seribu terdapat 342 pulau, sedangkan listrik baru masuk ke-12 pulau. Penambahan 17 pulau tentu akan menambah antrian panjang penyediaan listrik.
Pasangan Gubernur terpilih Anies-Sandi menegaskan akan menghentikan reklamasi pulau. Alasan mereka menghentikan proyek reklamasi adalah masalah keadilan social. Nelayan tradisional yang jumlahnya 18 ribuan lebih kehilangan mata pencahariannya. Padahal Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 menjamin Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Kemanusiaan dan bagi semua warga negara. Dan reklamasi juga melanggar pasal 28H ayat (1) UUD 1945, yaitu hak bertempat tinggal yang layak dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik.
Pasangan Anies-Sandi baru akan dilantik Oktober 2017, dan kebijakan reklamasi diambil alih oleh pemerintah pusat. Dalam jangka beberapa bulan kedepan, pendukung reklamasi akan berupaya merampungkan izin dan pembangunan pulau reklamasi. Dengan asumsi ketika Anies-Sandi menjabat kemudian izin reklamasi langsung dicabut, maka faktanya terdapat beberapa pulau yang sudah dibangun.
Pulau-pulau yang sudah dibangun tersebut apabila dibongkar tentu akan menambah kerusakan lingkungan. Maka satu-satunya cara menyelematkan ekosistem laut adalah mengarahkan pembangunan pulau reklamasi agar dapat memperbaiki ekosistem pesisir dan laut bukan malah merusaknya. Pulau reklamasi yang sudah dibangun harus menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya ekosistem laut.
Ekosistem laut berupa laut, pantai, estuari (muara), hutan mangrove, terumbu karang, dan padang lamun. Namun untuk pulau buatan tidak terdapat estuary (muara) karena tidak terdapat sungai air tawar.
Potensi Laut yang dimanfaatkan sejak dahulu kala adalah ikan. Sumberdaya perikanan laut di Indonesia disusun dalam kelompok-kelompok: Pelagis Besar, Pelagis Kecil, Demersal, Udang, Ikan Karang, Ikan Hias, Rumput Laut, Moluska Teripang, Ubur-ubur, Benih Alami, Reptilia dan Mamalia laut. Selain potensi perikanan tangkap di laut, potensi perikanan lainnya yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah budidaya perikanan baik budidaya pantai maupun budidaya laut. Usaha budidaya mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang dalam memajukan taraf hidup para nelayan disekitar pesisir laut. Beberapa komoditas perikanan untuk di budidayakan dan mempunyai prospek baik yaitu berbagai jenis ikan kerapu, kakap putih, kakap merah, bandeng, lola, batu laga, kerang mutiara, dan teripang.
Ekosistem pantai memiliki arti penting sebagai tempat berkembang biaknya berbagai jenis biota laut, tanaman bakau (mangrove) dan juga sebagai sarana pelestarian pantai dari ancaman abrasi air laut. Kawasan Sempadan Pantai dapat dimanfaatkan untuk kegiatan: ruang terbuka hijau; pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah bencana pesisir; kegiatan rekreasi, wisata bahari dan eko-wisata; penelitian dan pendidikan; kepentingan adat dan kearifan lokal; pertahanan dan keamanan; perhubungan; atau komunikasi. Ekosistem pantai mempunyai berbagai sumber daya alam yang berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu potensinya meliputi rumput laut atau alga.
Alga banyak digunakan dalam industri kosmetika sebagai bahan pembuat sabun, cream, lotion, shampo, dalam industri farmasi digunakan untuk membuat emulsifier, stabilizer, tablet, salep, kapsul, dan filter. Alga juga dipakai dalam industri tekstil, keramik, fotografi, dan sebagai bahan aditif. Agar-agar merupakan bahan baku pokok pembuatan tepung agar-agar, baik untuk industri skala besar maupun dalam industri rumah tangga. Agar-agar dipakai dalam industri makanan sebagai thickener dan stabilizer, pada industri farmasi dan bidang mikrobiologi untuk kultur bakteri. Bidang industri kecantikan memanfaatkan agar- agar untuk pembuatan bahan dasar salep, cream, sabun, lotion dan lain sebagainya. Karagenan dengan kualitas yang jauh lebih bagus dari agar-agar, juga banyak digunakan dalam berbagai industri seperti juga algin dan agar-agar.
Ekosistem lain yang perlu dikembangkan pada pulau reklamasi adalah ekosistem hutan mangrove. Hutan mangrove adalah komunitas yang hidup pada kawasan lembab dan berlumpur yang dipengaruhi oleh gerak air laut pasang surut, berfungsi sebagai tempat memijahnya berbagai spesies ikan, udang dan biota laut lainnya serta merupakan habitat berbagai spesies burung, mamalia dan reptilia.
Hutan mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dari gempuran atau hempasan ombak, arus yang kuat dan abrasi pantai. Memiliki nilai ekonomis sebagai tempat penangkapan dan budidaya berbagai jenis dan udang, selain dapat dimanfaatkan kayunya untuk bahan bangunan, arang dan bahan baku kertas. Fungsi lain hutan mangrove adalah pariwisata. Dan fungsi yang tidak kalah pentingnya hutan mangrove adalah pertahanan dan keamanan. Hutan mangrove dapat dijadikan sebagai batas pelindung pertahanan di pesisir pantai baik dari serangan luar maupun dari kenaikan muka air laut karena pemanasan global yang dapat mengurangi garis pantai bahkan menenggelamkan pulau-pulau terluar Indonesia.
Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat kompleks dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Di dalam ekosistem terumbu karang dapat hidup lebih dari 300 jenis karang, 2000 jenis ikan dan berpuluh puluh jenis molluska, crustacea, sponge, algae, lamun dan biota lainnya.
Terumbu karang memiliki fungsi sebagai habitat yang penting bagi banyak spesies, sumber pangan dan mata pencaharian, penahan ombak agar tidak terjadi abrasi di bibir pantai dan mengurangi erosi, tempat berkumpulnya ikan dan organisme laut, karena terumbu karang memiliki dan menyimpan makanan yang dibutuhkan oleh ikan dan organisme laut lainnya, tempat reproduksi ikan sehingga daerah yang memiliki terumbu karang yang banyak juga memiliki organisme laut yang banyak pula, mengurangi karbon yang lepas ke atmosfir sehingga dapat mengurangi dampak kerusakan ozon; dan penghasil devisa dari pariwisata.
Ekosistem terakhir yang dapat dikembangkan pada pulau reklmasi adalah padang lamun. Padang lamun (sea grass) merupakan tumbuhan berbunga yang hidup terbenam di dasar laut. Tumbuhan ini terdiri dari akar, batang (Rhizome) dan daun. Tumbuh berdiri tegak di dasar laut, akarnya menancap ke dalam pasir dengan kuat sehingga mampu berdiri tegak walau dihempas gelombang dan arus air. Lamun hidup di perairan dangkal agak berpasir, sering juga dijumpai di ekosistem terumbu karang. Lamun membentuk padang yang luas dan lebat di dasar laut yang masih terjangkau oleh cahaya matahari dengan tingkat energi cahaya yang memadai bagi pertumbuhannya.
Ekosistem lamun berfungsi sebagai feeding ground (daerah mencari makan), spawning ground (daerah pemijahan), nursery ground (daerah pembesaran/asuhan). Selain itu, Keberadaan padang lamun dapat menstabilkan dasar laut. Padang lamun berfungsi sebagai perangkap sedimen dan distabilkan. Padang lamun merupakan daerah penggembalaan (grazing ground) bagi hewan-hewan laut seperti “duyung” (mamalia), penyu laut, bulu babi dan beberapa jenis ikan. Padang lamun juga merupakan daerah asuhan (nursery ground) bagi larva-larva berbagai jenis ikan. Tumbuhan lamun dapat digunakan sebagai bahan makanan dan pupuk. Misalnya samo-samo (Enhalus acaroides) oleh penduduk Kepulauan Seribu dimanfaatkan bijinya sebagai bahan makanan. Selain sebagai ekosistem yang baik untuk perkembangan berbagai jenis spesies ikan, lamun juga penting dalam mitigasi pemanasan global dan perubahan iklim yaitu untuk menangkap karbon dan memproduksi oksigen ke udara.
Apabila ekosistem laut tersebut dikembangkan, maka lingkungan akan terpelihara dengan baik, mencegah pemanasan global, menambah devisa Negara dari pariwisata, dan meningkatkan taraf hidup nelayan. Sangat besar kemungkinannya, nilai tambah ekonomi dari pengembangan ekosistem laut jauh lebih besar dan lebih luas dampaknya daripada pengembangan property di pulau reklamasi. Mudah-mudahan pasangan Gubernur terpilih 2017-2022 dapat memperbaiki ekositem di pulau reklamasi yang terlanjut sudah dibuat dan menghentikan rencana pulau reklamasi yang belum dibuat.
lihat link nya di:
1. Janji pasangan Anies-Sandi menghentikan proyek reklamasi Teluk Jakarta akan sulit diwujudkan. Pasalnya, hingga hari ini pemerintah pusat masih ngotot melanju…www.youtube.com
2. Hentikan Reklamasi, Pemerintah Berniat Melanjutkan Proyeknya? – iNews Petang 15/05Tanggal Tayang: 15/05/17 Subscribe iNewsTV Official Youtube Channel: https://www.youtube.com/OfficialiNewsTV dan subscribe untuk program News kami di channel…www.youtube.com
3. Pemerintah pusat ngotot akan melanjutkan reklamasi Teluk Jakarta. Menurut pemerintah, reklamasi bisa mencegah Jakarta dari berbagai bencana, seperti banjir. …www.youtube.com