Pengolahan Emas atau Gold Processing

Karakter Emas
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (aurum) dengan nomor atom 79
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5-3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi

Kandungan Bijih Emas
Perak 10-15%; Tembaga 0,99%; Besi
Bismut (Bi): Bismut oxychloride digunakan dalam bidang kosmetik dan bismut subnitrate and subcarbonate digunakan dalam bidang obat-obatan, Magnet permanen yang kuat bisa dibuat dari campuran bismanol (MnBi), produksi besi lunak , dan sebagai bahan lapisan kaca keramik
Timbal (Pb): bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil
Timah (Sn): digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat
Seng (Zn): Seng terutama digunakan dalam proses peleburan besi serta sebagai campuran paduan logam
Platinum (Pt): logam yang paling kurang reaktif baik itu terhadap korosi maupun suhu tinggi. Digunakan sebagai pengubah katalitik, peralatan llaboratorium, kontak listrik dan elektrode, termometer, peralatan kedokteran gigi dan perhiasan

Metode Tradisional Mengolah Emas
Metode dengan menggunakan dulang atau alat seperti kuali yang nantinya akan diisikan tanah atau bebatuan yang berisikan logam emas lalu digoyang-goyang sehingga nantinya logam emas akan tertinggal di dasar dulang.
Proses ini sangat dipengaruhi oleh massa jenis logam tersebut. Cara ini biasanya digunakan untuk mengolah emas yang bersifat aluvial.

Metode Sluice Box
Alat ini juga memanfaatkan massa jenis dari logam emas itu sendiri. Cara kerja dari alat ini yaitu dengan menyedot pasir dan bebatuan yang ada di dasar sungai lalu mengalirkannya pada jalur yang telah di lengkapi dengan serat atau karpet, sehingga emas akan mengendap pada serat atau karpet tersebut.

Proses Pengolahan Emas
Metode isolasi emas: metode sianida dan metode amalgamasi

Proses Sianida
Proses pelarutan. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses sianidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sederhana digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.
Proses pemisahan emas dari larutannya. Pada tahap kedua dilakukan pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (zinc precipitation). Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak

Proses Merril Crowe
Prinsip pengendapan berdasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektrokimia dari logam-logam dalam larutan sianida yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, dan Pt.
Setiap logam yang berada di sebelah kiri dari ikatan kompleks sianida dapat mengendapkan logam. Jadi tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi juga Cu dan Al dapat dipakai.
Karena harga logam Cu dan Al lebih mahal sehingga untuk mengekstraksi Au digunakan logam Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan dengan menggunakan serbuk Zn disebut “Proses Merill Crowe”

Dampak Sianida
1. Kontaminasi pada Biota LautSianida merupakan racun bagi semua mahluk hidup. Brachet (1957) melaporkan bahwa sianida disamping dapat menghambat pernapasan juga dapat mengakibatkan perkembangan sel yang tidak sempurna pada organisme laut. Selanjutnya, sianida dapat menghambat kerja ensim ferisitokrom oksidase dalam proses pengambilan oksigen untuk pernapasan sehingga kontaminasi pada biota laut dapat menyebabkan mortalitas.
2. Keanekaragaman HayatiHasil penelitian Anonimus (2000) melaporkan penurunan jumlah jenis ikan yang pernah tertangkap di perairan yang tercemar sianida seperti di Teluk Buyat dari 59 jenis (sebelum Tahun 1997) menjadi 13 jenis ikan.

Proses Amalgamasi
proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au-Hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah.
Amalgamasi merupakan proses yang paling efektif untuk mengekstraksi bijih emas dengan kadar tinggi dan berukuran > 74 mikron dalam mendapatkan emas murni yang bebas (free native gold).
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan maka akan terurai menjadi air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksa akan menguap dan Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort

Proses Amalgamasi Melepas Mercuri
tahap pencucian dan penggarangan (penguapan merkuri). Pada proses pencucian, limbah yang umumnya masih mengandung merkuri dibuang langsung ke badan air atau ke permukaan tanah. Hal ini disebabkan merkuri tersebut tercampur/terpecah menjadi butiran-butiran halus yang sifatnya sukar dipisahkan, pada proses penggilingan yang dilakukan bersamaan dengan proses amalgamasi. Kemudian dalam proses pencucian, merkuri terbawa dalam limbah (tailing).
Material yang tercecer pada proses penggilingan tersebut, ditampung dalam bak penampung untuk diolah kembali, sampai diperkirakan tidak mengandung emas.
Setelah material dianggap sudah tidak mengandung emas, tetapi masih mengandung merkuri, oleh para penambang dibuang langsung ke parit atau saluran air yang bermuara pada sungai terdekat.

Dampak Amalgamasi
kontaminasi akibat air larian (run-off) dari limbah tambang, baik dalam bentuk padatan maupun cairan dari tailing pond;
polusi yang disebabkan oleh pembuangan limbah tanpa izin ke dalam sungai, saluran air maupun sistem perairan lainnya (saluran drainase);
sumber pencemar dari tempat pengelolaan yang mengalami kebocoran; dan
peningkatan dalam tanah yang terbawa oleh erosi yang berhubungan dengan penggunaan lahan (land-use change).

Exit mobile version