Menjaga Sumber Daya Alam

Indonesia terkenal dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, air, minyak, gas dan tanah yang subur. Sumber daya alam yang melimpah ini Allah ciptakan semuanya untuk manusia, sebagaimana Allah SWT berfirman dalan surat an-Nahl ayat 14:

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (QS. An-Nahl[16]: 14)
Sumber daya alam seperti air, udara, tanah, energi, satwa, tumbuhan, dan lain-lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Kualitas sumber daya alam semakin menurun, salah satu contoh karena tercemarnya air maka semakin sulit untuk kita mendapatkan air bersih, demikian juga sumber mata air yang berkurang akibat hutan yang beralih menjadi pertambangan
Pengelolaan sumber daya alam yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia, dan sebaliknya pengelolaan yang tidak baik akan berdampak buruk bagi lingkungan hidup dan hidup manusia itu sendiri. Hal mendasar dalam pengelolaan sumber daya alam adalah bagaimana mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam sebesar-besarnya bagi manusia dengan tidak mengorbankan lingkungan hidup dan kelestarian sumber daya alam tersebut
Pendayagunaan sumber daya alam yang kurang tepat mengakibatkan berbagai hal yang bisa merugikan manusia dan makhluk lainnya. Kerusakan lingkungan adalah salah satu akibat penyalahgunaan sumber daya alam. Sumber daya alam yang melimpah membutuhkan pengelolaan yang baik dan pemanfaatan yang bijak dengan tidak merugikan lingkungan. Kita harus meningkatkan keilmuan dalam mengelola alam diimbangi oleh penghargaan terhadap kearifan lokal dalam menjaga lingkungan
Allah menciptakan alam dan isinya untuk manusia, supaya manusia bisa mengambil manfaat dari semua yang dihalalkan-Nya, tidak ada di alam ini yang diciptakan Allah secara sia-sia.

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

… Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS. Ali-Imran [3]: 191)

Semua unsur yang ada di alam ini disebut sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan manusia untuk menopang kebutuhan hidup dan untuk kelangsungan hidup.
Manusia juga diperintahkan Allah untuk mengelola bumi dan menjaga kelestariannya, dalam al-Qur’an disebut manusia adalah khalifah dibumi,

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi …” (QS. Al-Baqarah [2]: 30)
Arti khalifah di sini adalah seseorang yang diberi kedudukan oleh Allah untuk mengelola dan berkewajiban untuk mengelola alam jagat raya ini agar hubungannya dengan Allah baik, kehidupan masyarakatnya harmonis, dan agama, akal dan budayanya terpelihara.
Manusia sebagai khalifah harus bisa bertanggung jawab atas semua yang terjadi di alam. Pemanfaatan sumber daya alam seharusnya dikelola dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan, artinya manfaatkan sumber daya alam seperlunya dengan tidak mengeksploitasi yang bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, Allah berfirman dalam surat al-A’raf ayat 31:

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A’raf [7]: 31)

Pakailah hiasan-hiasan yang berupa pakaian fisik untuk menutupi aurat dan pakaian moril berupa takwa, di setiap tempat shalat, sewaktu melaksanakan ibadah dan menikmati makanan dan minuman. Semua itu dilakukan dengan tanpa berlebih-lebihan. Maka janganlah mengambil yang haram dan jangan pula melampaui batas yang rasional dari kesenangan tersebut. Allah tidak meridhai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Ishraf di sini adalah janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. Pemanfaatan sumber daya alam tujuannya adalah untuk kebutuhan makan dan minum manusia, artinya kata makan dan minum yang digunakan al-Qur’an dalam ayat ini bisa diartikan semua yang ada di bumi yang halal bisa dikonsumsi dengan syarat tidak berlebih-lebihan.
Demikian juga dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam harusnya dilakukan seperlunya saja dengan tidak mengeksploitasi secara berlebihan.

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (HR. Bukhari No. 6439 dan Muslim No. 1048)
Manusia telah menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Menurut perhitungan Global Footprint Network, permintaan manusia untuk sumber daya ekologis yang dapat diperbarui dan layanan yang diberikan bumi sekarang setara dengan 1,7 bumi. Data menunjukkan kita membutuhkan sumber daya dari 2 planet bumi sebelum pertengahan abad ini. Fakta bahwa kita menggunakan, atau “membelanjakan,” modal alam kita lebih cepat daripada yang dapat diisi ulang bumi. Dalam istilah planet, biaya pengeluaran ekologis kita menjadi lebih besar dari apa yang disediakan bumi.
Perubahan iklim, peningkatan emisi Gas Rumah Kaca yang dikeluarkan manusia lebih cepat daripada yang dapat diserap oleh hutan dan lautan merupakan hal yang paling jelas dan mendesak. Di sisi lain luas hutan terus menyusut, hilangnya spesies, kehancuran perikanan, harga komoditas yang lebih tinggi, dan berakibat pada krisis hubungan antar manusia.
Krisis lingkungan dan finansial yang kita alami adalah gejala bencana yang mengancam. Umat manusia menggunakan lebih dari apa yang dapat disediakan planet ini. Agama menuntun untuk menahan diri dari nafsu duniawi dengan menjauhi apa yang dilarang dan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa penghematan sumber daya alam sangat penting karena suatu saat nanti, kita akan mewariskan bumi ini pada anak, cucu kita. Jika kita tidak menghemat dan menghabiskannya sekarang, generasi kita yang akan menderita pada kehidupannya nanti. Mereka akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, kita harus menyadari hidup sekarang ini bukan untuk menghabiskan sumber daya alam, tetapi hidup untuk menjaga agar sumber daya alam ini tetap dapat digunakan oleh anak cucu kita yang akan mewarisi bumi ini.

*KHOTBAH UNTUK UMAT ISLAM, Tahun 2020, Disusun bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta & Yayasan ICLEI-Local Governments for Sustainability Indonesia Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Exit mobile version