Kondisi Obyektif Lingkungan, Penanganan Banjir dan Air Bersih di Jakarta

Kondisi Lingkungan DKI Jakarta

1) Jakarta menjadi kota dengan Polusi udara terburuk ke-3 di DUNIA setelah Mexico City dan Bangkok

2) Sungai-sungai di Jakarta menjadi “tempat sampah raksasa” tanpa ada upaya pencegahan dan penyadaran kepada masyarakat. Produksi sampah mencapai 6000 ton per hari

3) Wilayah Jakarta yang berada dibawah muka airlaut pasang meningkat dari 8,5% pada 2007 menjadi 12,3% pada tahun 2012 akibat tidak terkontrolnyua pembangunan gedung bertingkat dan penyedotan air tanah berlebihan

4) Ruang terbuka Hijau masih 10%, jauh dibawah ketentuan UU yaitu 30%

Kondisi Penanganan Banjir

1) Titik Genangan air dalam 5 tahun hanya menurun 16 titik dari 78 titik menjadi 62 titik.

2) Dari 48 situ dan waduk yang ada di Jakarta, hanya 35% yang berfungsi untuk penampung air dan pengendali banjir.

3) Dari 24000 ha daerah yang lebih rendah dari muka air pasang, baru 9000 ha yang ditanggulangi sehingga banjir Rob terus terjadi

4) Setiap tahun, 1,4 milyar m3 air limpasan tidak meresap ke tanah maupun terkelola sehingga menyebabkan banjir

Kondisi Penyediaan Air Bersih

1) Sistem Pelayanan Air Bersih Perpipaan yang ada Baru Mampu Melayani sekitar 44% dari Total Populasi di DKI Jakarta dengan kebocoran masih sekitar46%

2) Ketergantungan Jakarta terhadap Supply air dari luar Sangat Tinggi sehingga menyebabkan tingkat ketahanan air nya sangat rendah.

3) Exploitasi Berlebihan Air Tanah Dalam telah Menyebabkan Terjadinya Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence) secara Signifikan.

4) Tarifairdi Jakarta paling tinggi ($ 1,61) diantara kota-kota utama di ASEAN dan Hongkong namun dengan kualitas yang rendah

Exit mobile version