Kewajiban Menjaga Lingkungan

Seorang muslim wajib hidup dalam kebersihan dan menjalani kehidupannya dengan segala kebersihan.

Bersih dalam arti bebas dari semua kotoran sampah secara fisik di lingkungan dimana pun berada, maupun bersih secara ruhiyah. Akidahnya lurus tidak tercampur dengan kemusyrikan dan segala macam turunannya. Akhlaknya bersih terhindar dari segala ketercelaan perilaku, bahkan amal ibadahnya juga bersih dari segala bentuk riya dan sum’ah.
Mengapa seorang muslim harus hidup dalam kebersihan dan mengamalkan hidup bersih? Setidaknya ada beberapa perintah dari Allah Ta’ala dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam agar seorang muslim hidup bersih.

Ada beberapa keutamaan menjaga kebersihan dalam Islam:
Pertama, menaati perintah Allah
Muslim yang mengamalkan kebersihan dalam kehidupannya harus diniatkan semata-mata karena mengikuti aturan Allah Ta’ala. Sebab Allah tidak menyukai sesuatu yang kotor ataupun najis. Maka itu, umat Islam harus bersuci sebelum shalat dan membaca Al-Quran. Serta sebaiknya bersuci juga ketika hendak berdizikir. Seperti firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah [5]: 6)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Sesungguhnya Allah swt. Itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih, Dia menyukai kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan ia menyukai kedermawanan maka bersihkanlah olehmu tempat-tempatmu.” (H.R. at-Tirmizi: 2723)

“Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih” (H.R. Baihaqi)
Kedua, mengamalkan Sunnah Rasul
Tiada teladan terbaik sepanjang hayat kecuali Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dialah satu- satunya teladan bagi umat Islam. Meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bukan hanya dalam amaliyah satu sisi, tapi juga termasuk mengamalkan kebersihan adalah bagian dari mencontoh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam begitu senang dengan kebersihan. Bahkan kebersihan adalah bagian dari gaya hidup sehat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Betapa banyak hadis shahih menyebutkan bahwa Rasul adalah tipe orang yang menyukai kebersihan. Beliau gemar bersiwak atau menggosok gigi untuk menjaga kesehatan mulutnya
Diriwayatkan Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda:

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ

“Jika aku tidak menjadikan berat umatku, maka sungguh aku perintahkan bersiwak (menggosok gigi) setiap hendak shalat”. (HR Bukhari)
Dalam hadis yang lain,

Dari Al Miqdam bin Syuraih dari ayahnya, dia berkata, Aku bertanya pada Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika mulai memasuki rumah beliau?” Aisyah menjawab, “Bersiwak.” (HR. Muslim)
Ketiga, dicintai Allah
Seseorang yang memelihara kebersihan maka kesehatannya juga akan lebih terjaga. Dalam hadis dijelaskan bahwa Allah Ta’ala lebih menyukai mukmin yang sehat dan kuat daripada yang lemah.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan…….” (HR. Muslim).
Keempat, meningkatkan iman dan takwa kepada Allah
Bukan hanya sehat secara fisik orang yang mengamalkan hidup bersih. Jauh lebih luas lagi, orang-orang yang mengamalkan kebersihan, maka hal itu akan menjadi wasilah baginya untuk meningkatkan keimanan dan rasa takwa kepada Allah Ta’ala.
Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kebersihan adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi walhamdulillah memenuhi langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya dan shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah pedoman bagimu.” (HR. Muslim).
Dalam penjelasan hadis lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman.” (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)
Kelima, fitrah manusia
Tahukah kita kebersihan itu adalah fitrah manusia, terlebih lagi seorang muslim. Merawat anggota tubuh semisal mencukur bulu kemaluan, membersihkan mulut, memotong kuku, mandi dan lainnya adalah fitrah manusia. Salah satu wujud dari fitrah yang harus dilakukan manusia dalam kesehariannya adalah mandi.
Terkait dengan kebersihan adalah bagian dari fitrah manusia, maka berikut ada riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada lima macam fitrah, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keenam, mendapatkan ampunan dari Allah

Seseorang yang menjaga kebersihan ketika hendak shalat Jumat, termasuk mandi, memakai wewangian dan baju yang bagus maka dijanjikan oleh Allah Ta’ala akan diampuni dosa-dosanya. Itulah di antara bonus dari Allah bagi setiap hamba-Nya yang berusaha menjaga kebersihan terutama tentu saja saat-saat akan melakukan shalat lima waktu.
Dalam sebuah hadis, dikatakan, dari Salman al-Farisi, dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seseorang mandi dan bersuci pada hari Jum’at, memakai minyak rambut atau memakai minyak wangi di rumahnya kemudian keluar lalu dia tidak memisahkan antara dua orang (dalam shaf) kemudian mengerjakan sholat dan selanjutnya dia diam (tidak berbicara) jika khatib berKhotbah, melainkan akan diberikan ampunan kepadanya (atas kesalahan yang terjadi) antara Jum’atnya itu dengan Jum’at yang berikut-nya.” (HR. Al-Bukhari).

Ketujuh, menghindari laknat Allah
Apakah kita tahu jika wasilah kebersihan itu, maka Allah Ta’ala akan menghindarkan pelakunya dari laknat Allah? Tentu saja tidak satupun manusia ingin mendapatkan laknat dari Allah Tuhan semesta alam ini. Nah, salah satu cara untuk menghindari laknat Allah adalah dengan menjaga kebersihan
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Waspadalah dengan dua orang yang terkena laknat.” Mereka berkata, “Siapakah yang kena laknat tersebut?” Beliau menjawab, “Orang yang buang hajat di tempat orang lalu lalang atau di tempat mereka bernaung.” (HR. Muslim).
Betapa indah ajaran Islam ini. Dalam hadis lain juga Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan, “Bagi orang yang bangun dari tempat tidurnya kemudian kembali lagi, maka dianjurkan untuk mengibasinya kembali.” (HR. At-Tirmidzi)
Demikianlah sebagian kecil yang bisa diurai tentang mengapa seorang muslim wajib hidup dengan mengamalkan kebersihan. Tentu saja masih sangat banyak dalil-dalil lain yang mengajak umat Islam ini untuk hidup dan mengamalkan kebersihan. Jadi, mari kita mulai untuk senantiasa menjaga kebersihan. Bukan tidak mungkin, penyakit yang selama ini menyerang akan hilang ketika seseorang mampu mengamalkan hidup bersih dan menjadikan kebersihan sebagai gaya hidupnya.

*KHOTBAH UNTUK UMAT ISLAM, Tahun 2020, Disusun bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta & Yayasan ICLEI-Local Governments for Sustainability Indonesia Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Exit mobile version