Keunikan Geografi Indonesia
Negara Kepulauan Terbesar Di Dunia
Dilewati Garis Khatulistiwa
Diantara 2 Benua dan 2 Samudera
Dilalui 2 Jalur Pegunungan
Diantara 3 Lempeng Bumi
Negara Kepulauan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Terdapat 10.000 pulau berukuran kecil. 9.638 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni.
Panjang garis pantai lebih dari 81.000 km serta luas laut sekitar 3,1 juta km2 sehingga wilayah pesisir dan lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia
Memiliki ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang (coral reefs) dan padang lamun (sea grass beds)
Garis Khatulistiwa
Letak astronomis Indonesia:
6o LU – 11o LS dan di antara 95o BT – 141o BT
Temperatur yang cederung tinggi berkisar di 26o C – 28o C.
Curah hujan yang mencapai 200 mm per tahunnya.
Temperatur yang tinggi mengakibatkan terjadinya hujan zenithal atau yang dikenal juga dengan nama hujan naik ekuator.
Terjadinya pelapukan bebatuan secara lebih cepat.
Keanekaragaman hayati (fauna dan flora) yang jauh lebih tinggi ketimbang tempat lainnya di bumi.
Pengaruh Astronomis
Pengaruh lainnya yang diakibatkan oleh letak astronomis berdasarkan garis bujur adalah perbedaan waktu yang antara lain sebagai berikut:
WIB atau Waktu Indonesia bagian Barat: zona waktu ini mencakup Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat juga Tengah. Adapun selisih waktunya dengan titik Greenwich Mean Time atau GMT adalah tujuh jam lebih dini.
WITA atau Waktu Indonesia bagian Tengah: Zona waktu ini mencakup wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, NTB, Bali, NTT, juga Sulawesi. Adapun selisih waktunya dengan Greenwich Mean Rime atau GMT adalah delapan jam lebih dini.
WIT atau Waktu Indonesia bagian Timur: Zona waktu yang satu ini melingkupi wilayah Maluku juga Irian Jaya. Adapun selisih waktunya dengan GMT atau Greenwich Mean Time adalah Sembilan jam lebih dini.
Dengan demikian, letak astronomis Indonesia berdasarkan garis bujur ini membuat wilayah Ibu Kota yakni Jakarta memiliki selisih waktu sejam dengan Makassar dan dua jam dengan Sorong, Papua.
Kota yang dilalui garis khatulistiwa
Kota Pontianak.
Tugu Khatulistiwa di Pontianak. Kota Pontianak merupakan ibukota provinsi Kalimantan Barat. Sebagai penanda dilalui garis equator, dibangun tugu khatulistiwa sejak tahun 1928, meskipun menurut pengukuran BPPT, tugu dan monumen tersebut melenceng sejauh 100 meter dari titik 0 derajat.
Kota Bonjol
Bonjol adalah sebuah kota kecamatan yang terletak di kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Bonjol menjadi salah satu kota yang dilewati garis khatulistiwa. Sebagai penanda bahwa kota ini berada di lintang nol derajat, dibangun Taman Wisata Equator, rumah khas minangkabau, lapangan beraspal bertuliskan ‘I crossed the equator‘, bangunan berbentuk bulat berwarna biru, dan gerbang dengan tulisan “Anda melintasi khatulistiwa”.
2 Benua dan 2 Samudera
Batas Wilayah
Di sebelah utara letak geografis indonesia berbatasan dengan selat malaka, laut andaman, samudra pasifik, laut cina selatan dan malaysia bagian timur.
Di sebelah selatan letak geografis indonesia berbatasan dengan benua australia, samudra hindia, laut timor dan laut arafura.
Di sebelah barat letak geografis indonesia berbatasan dengan samudra hindia.
Di sebelah timur letak geografis indonesia berbatasan dengan samudra pasifik dan papua new guinea ( papua nugini ).
Pengaruh 2 benua dan 2 samudera
Di lewati oleh jalur pelayaran antar dua benua, dan jalur pelayaran internasional
Indonesia tempat singgah bagi kapal-kapal yang berlayar melalui dua samudra tersebut.
Keragaman jenis tanah di Indonesia
Memiliki bahan mineral tambang yang melimpah.
Laut di bagian Indonesia barat dan lndonesia timur dangkal, di Indonesia tengah lautnya dalam.
Dilalui 2 Jalur Pegunungan
Sirkum Medetarian berawal dari Pegunungan Alpen di Eropa kemudian menyambung ke pegunungan Himalaya di Asia lalu memasuki Indonesia melalui Pulau Sumatra. Jalur Sirkum Medetarian di Indonesia membentang dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Indonesia Sirkum Meditarian di Indonesia terbagi menjadi dua Busur, sebagai berikut :
Busur Dalam Vulkanik
Busur dalam dari rangkaian Meditarian bersifat vulkanis. Yang menyababkan banyak Gunung api aktif di sekitar rangkaian Sirkum Meditarian. Contoh gunungapi tersebut adalah :Gunung Kerinci, Gunung Leuseur,dan Gunung Krakatau
Busur Luar Nonvulkanik
Busur luar dari rangkaian Meditarian tidak bersifat vukanis. Busur luar sirkum Meditarian membentang di pantai barat Sumatra, seperti Pulau Simeul, Nias, Mentawai, dan Enggano, pantai selatan Jawa, dan pantai selatan Kepulauan Nusa Tenggara.
Sirkum Pasific
Sirkum Pasifik berawal dari dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, lalu bersambung ke pegunungan Rocky di Amerika Utara, lalu ke Jepang, Filipina, sampai akhirnya sampai ke Indonesia melalui Sulawesi. Sirkum Pasifik juga bercabang ke Pulau Halmahera dan akhirnya sampai di Papua.
Di sepanjang dua jalur ini membentang gunung api aktif yang siap mengeluarkan muntahan abu vulkanik kapan saja. Hampir seluruh wilayah di Indonesia dilalui kedua jalur ini, hanya Pulau Kalimantan yang tidak. Itu sebabnya tidak ada gunung api di Pulau ini dan wilayah ini aman dari gempa.
Pengaruh Pegunungan
Tanah Subur
Banyak Kandungan Mineral
Gempa Vulkano
Banyak Aliran Sungai
3 Lempeng
Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Akibat Gempabumi
Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)
Likuifaksi ( liquifaction)
Longsoran Tanah
Tsunami
Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)
Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi
Kekuatan gempabumi
Kedalaman gempabumi
Jarak hiposentrum gempabumi
Lama getaran gempabumi
Kondisi tanah setempat
Kondisi bangunan