Ergonomi adalah suatu ilmu yang sistematis yang memanfaatkan informasi mengenai sifat alamiah (“natural”), kemampuan dan keterbatasan manusia untuk digunakan dalam perancangan sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja dengan efektif, aman
Klasifikasi bidang-bidang Ergonomi dikelompokkan sebagai berikut :
a. Penyelidikan tentang display
Yang dimaksud dengan display adalah bagian dari lingkungan yang mengkomunikasikan keadaannya kepada manusia. Contohnya, kalau kita ingin mengetahui betapa kecepatan motor yang sedang kita kemudikan, maka dengan melihat jarum speedometer, kita akan mengetahui keadaan lingkungan: dalam hal ini kecepatan motor.
b. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya
Penyelidikan tentang aktifitas-aktifitas manusia ketika bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut; dimana” penyelidikan ini banyak berhubungan dengan Biomekanik. Contoh bagaimana cara mengangkat beban yang efektif, aman dan nyaman.
c. Penyelidikan mengenai tempat kerja
Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti kata sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran-ukuran dari tempat kerja tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. hal-hal yang bersangkutan dengan tubuh manusia ini dipelajari dalam Antropometri. Contoh layout stasiun kerja berdasarkan anthropometri, meja kerja dsb.
d. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia, serta kondisi lingkungan kerja, yang kedua-duanya banyak menpengaruhi tingkah laku manusia. Contoh temperatur ruangan, kelembaban udara, ambang batas dan jenis debu, penerangan dsb.
Ergonomi berkaitan erat dengan Sistem Manusia Mesin dengan memperhatikan kelemahan dan kekuatan masing-masing komponen sistem tersebut, yaitu dengan menutup kelemahan satu komponen sistem dengan kekuatan komponen sistem lainnya maka diharapkan dicapai dicapai satu komponen sistem yang optimal.
Daerah kerja horizontal
Secara ideal, perancangan tempat kerja haruslah disesuaikan peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia, mesin / peralatan dan lingkungan fisik kerja. Dimensi ruang kerja di pengaruhi oleh situasi fisik dan situasi kerja yang ada. Dalam menentukan dimensi ruang kerja perlu di perhatikan jarak jangkau yang bisa dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan
Untuk mendefinisikan batasan-batasan daerah kerja horizontal diperlukan untuk memastikan bahwa material atau alat kontrol tidak dapat ditempatkan bergitu saja diluar jangkauan tangan . Batasan-batasan jangkauan tangan harizontal hapir seluruhnya ada kendala , karena semua bangku kerja material dan beralatan lainnya disusun pada sebuah permukaan yang horizontal. Batasan operator semakin meningkat , jika operator mengendalikan beberapa macam gerakan tubuh, misalnya operator duduk yang menghindari gangguan keseimbangan pada saat menjangkau, bahkan jika berdiri jangkauan kedepan dibatasi oleh pinggiran bangku, hal ini akan dapat mengganggu keadaan badan dan menimbulkan tekanan pada pungkung. Dalam buku RM Barnas (Motion and Time Study ) mendefinisikan daerah kerja “ Normal “ dan “ Maksimum “ dengan batasan yang ditentukan oleh ruang tengah jari (mid point of fingers) sebagai berikut :
Daerah Normal
Lengan bawah yang berputar pada bidang horizontal dengan siku tetap.
Daerah Maksimum
Lengan direntangkan keluar dan diputar sekitar bahu.
Para peneliti menyadari bahwa tidak realistis jika kedudukan siku diasumsikan supaya tetap, sehingga batasan-batasan tersebut tidak berupa lengkungan – lengkungan . Mereka juga percaya bahwa para pekerja cendurung duduk atau berdiri tidak dekat dengan pinggiran bangku. Mereka menjelaskan bahwa batas dengan sebuah persamaan yang meliputi pengukuran statis dari panjang lengan dan posisi baku. Jelasnya kerja seharusnya dibatasi samapi dengan wilayah kerja normal jika mungkin hindarkan kebutuhan untuk menaikkan lengan sebisa mungkin. Untuk menjaga agar pekerjaan tetap berada dalam wilayah kerja yang normal, maka tidak cukup dengan mengaptomalkan lay-out tempat kerja. Namun demikian lay-out tersebut seharusnya juga menghasilkan posisi anatomi alami yang baik. Lay-out yang memposisikan tetap untuk tangan kanan dengan pergelangan tangan yang bervariasi, ini merupakan penyimpangan dan memberikan kesan bahwa bangku yang terlalu tinggi adalah suatu masalah yang akan dipertimbangkan.
Pengaruh ukuran kursi kerja
Pertimbangan untuk ukuran kursi kerja yang sering menjadi masalah adalah ketinggian kursi. Ada dua macam dasar untuk menentukan ketinggian permukaan kerja yaitu :
(1). Bangku atau mesin yang tepat untuk bekerja sambil berdiri.
( walaupun berdiri dan duduk bergantian adalah suatu hal yang mungkin dan diikuti dengan tersedianya kursi yang sesuai )
(2). Bangku atau kursi yang disesuaikan hanya untuk pekerjaan sambil duduk.
Prinsip yang diterapkan untuk ketinggian permukaan kerja :
Hindari beban otot yang terlalu berat yang disebabkan oleh lengan atas yang disampingkan terlalu tinggi. ( dalam pekerjaan keyboard , pergeseran lengan atas sering terjadi akan menyebabkan timbulnya kaharusan untuk deviasi ulnar yaitu penyimpangan pergelangan tangan kearah kelingking )
Hindari tekanan tajam pada sisi lengan dengan bagian bawah dari pinggiran bangku, jika permukaan tempat kerja terlalu tinggi.
Hindari posisi membungkuk secara terus menerus jika permukaan tempat kerja terlalu rendah.
Operator seharusnya bekerja dalam posisi tegak, dengan lengan atas dalam posisi santai dan dalam posisi vertikal yang dekat dengan meja, dan lengan bawah dimiringkan sedikit dari kedudukan horizontal. Hal ini dapat dicapai jika ketinggian tempat kerja kira-kira 5 cm dibawah tinggi siku operator tentunya akan menimbulkan pertanyaan tetang percentil dari tinggi atau panjang siku yang digunakan. Masalah lain yang timbul adalah jika ada suatu populasi campuran yang terdiri dari pria dan wanita.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah tersebut sebagai berikut :
(a). Gunakan dimensi rata-rata dari ketinggian siku, hal ini dapat menimbulkan ketidak nyamanan atau gangguan diantara populasi yang digunakan dan merupakan penyelesaian yang kurang bagus.
( b). Perancangan untuk percentil 95 dan diberikan plat-form lantai untuk operator yang lebih kecil, tatapi ini dapat menimbulkan masalah baru dan sukar untuk mengatasinya.
(c). Perancangan untuk percentil 5 dan menambah tinggi bangku untuk operator yang lebih besar, tetapi hal ini mengurangi keleluasaan duduk pada bangku sebab hilangnya ruang gerak untuk lutut.
(d). Rancanglah suatu pengatur (adjustment), hal ini umum untuk meja-meja kantor dan sistem produk yang komersial juga tersedia untuk bangku-bangku kerja dengan sistem pengatur.
(e). Rancanglah suatu kursi yang tingginya pada ketinggian yang dapat disesuaikan (adjustable height) dan sandaran kaki yang dapat disetel.