EKOLOGI

I. Ekologi
Menurut Soemarwoto (1998), pandangan manusia kepada lingkungan (ekosistem) dapat dibedakan atas dua golongan yaitu pandangan imanen dan transenden. Menurut pandangan imanen (holistic) manusia dapat memisahkan dirinya dengan system biofisik sekitarnya (hewan, tumbuhan, sungai dan gunung) namun merasa adanya hubungan fungsional dengan factor biofisik itu sehingga membentuk satu kesatuan sosio biofisik. Imanen hidup dan berkembang dimasyarakat timur yang masih tradisional, tunduk dan patuh pada perangkat peraturan kosmos yang sacral dijaga dalam bentuk adat istiadat berupa kebiasaan, kewajiban, pantangan atau tabu (buyut) sebagai panduan untuk bertingkat laku dengan baik dan benar. Hal ini sebagai pengaruh baru melalui agama Budha, Hindu, Kristen dan Islam (Hiding, 1984) diikuti Iskandar (2001:11).
Pandangan transenden walau secara ekologi bagian dari lingkungannya manusia merasa terpisah dari lingkungannya karena lingkungan dianggap sebagai sumber daya yang diciptakan untuk dieksploitasi sebesar-besarnya kemampuan (Soemarwoto dalam Iskandar Djauhari, 2001:11).
Ekologi dapat berfungsi sebagai pendekatan untuk mengkaji dan menganalisis suatu masalah yang berhubungan dengan lingkungan hidup, maka muncul istilah ekologi pembangunan, ekologi kependudukan, ekologi pangan dan sebagainya (Soemarwoto, 1997:146-153).
Prinsip ekologi yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Interaksi yaitu kehidupan di alam ini tidak lepas dengan adanya interaksi dengan lingkungannya baik interaksi dengan makhluk hidup maupun non makhluk hidup, meliput:
a. Interaksi mutualisme yaitu memperoleh pengetahuan dari pihak-pihak yang berinteraksi
b. Interaksi komensalisme yaitu suatu pihak memperoleh keuntungan sedangkan pihak lain tidak memperoleh apa-apa, tetapi tidak dirugikan
c. Interaksi amensalisme yaitu interaksi dimana yang satu menderita kerugian sedangkan yang lain tidak terpengaruh apa-apa.
d. Interaksi kompetisi terjadi karena pemanfaatan bersama sumberdaya yang terbatas. Dalam kompetisi ini dapat saling melemahkan antara yang satu dengan yang lain, bahkan saling meniadakan. Lambat laun dalam waktu yang lama organism yang menang dalam berkompetisi akan mendominasi di dalam system tersebut
e. Parasitisme makhluk hidup yang menumpang atau tergantung pada yang lain
f. Prediksi yakni penangkapan oleh predator terhadap prey. Komunitas alamiah peranan seekor pemangsa dapat menjadi fungsional dalam memelihara keseimbangan yang serasi dengan populasi binatang yang dimangsa
2. Keanekaan yaitu kehidupan di alam ini sebenarnya terdiri dari beranekaragaman unsur kehidupan. Semakin beranekaragaman komponen penyusun suatu ekosistem menurut konsep ekologi akan semakin baik. Sebagai contoh hutan yang mono kultur dengan hutan tropis, secara ekologis akan lebih baik hutan yang tropis. Dengan system mono kultur, apabila ada serangan hama dan penyakit, maka akan cepat habis. Sebaliknya hutan yang di dalamnya beranekragam tumbuhan penyusunnya, maka apabila terjadi serangan hama dan penyakit, tidak semua jenis tanaman akan habis diserang.
3. Ketergantungan yaitu semua makhluk hidup di alam ini tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan kehidupan yang lainnya
4. Keharmonisan yaitu didalam suatu interaksi kita perlu menjaga adanya keharmonisan di dalam suatu hubungan sehingga tidak membahayakan keberlangsungan ekosistem
5. Keberlanjutan yaitu bagaimanapun kita semua termasuk makhluk hidup lainnya sangat memerlukan adanya keberlanjutan

Exit mobile version