1. Jenis-jenis Kelompok
Kelompok menurut Kartono (2005) adalah kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu, dan kehadiran masing-masing individu mempunyai arti serta nilai bagi orang lain, dan ada dalam situasi saling mempengaruhi. Pada setiap anggota kelompok tersebut selalu kita dapati aksi-aksi dan rekasi yang timbal balik. Jadi ada dinamika kelompok.
Kelompok secara struktural menurut Munandar (2001) dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok formal adalah kelompok yang dibentuk oleh manajer untuk membantu organisasi di dalam mencapai tujuan. Sedangkan kelompok informal didefinisikan sebagai suatu kelompok yang terbentuk berdasarkan tujuan persahabatan. Kelompok formal dan kelompok informal memiliki subklasifikasi.
Kelompok formal terdiri atas kelompok komando dan kelompok tugas. Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasinya, terdiri dari atasan dan bawahan. Dan kelompok tugas adalah kelompok yang terdiri dari para karyawan yang bekerja bersama untuk dapat menyelesaikan tugas tertentu. Sedangkan kelompok informal terdiri atas kelompok kepentingan dan persahabatan. Kelompok kepentingan adalah individu-individu bersatu karena memiliki kepentingan bersama. Dan kelompok persahabatan adalah individu-individu membentuk kelompok karena memiliki kesamaan.
2. Dinamika Kelompok Formal
Kelompok formal atau organisasi formal yang disebut sebagai kelompok sekunder, merupakan bentuk hierarki resmi, seperti telah ditentukan di atas kertas. Maka menjadi kewajiban para pemimpin ialah untuk memahami bagaimana fungsi dan beroperasinya kelompok formal tersebut dalam kenyataan dan praktiknya.
Ciri-ciri kahas organisasi formal ialah: (1) bersifat impersonal, (2) kedudukan setiap individu berdasarkan fungsi masing-masing di dalam satu sistem hierarki, dengan tugas pekerjaan masing-masing, (3) relasinya berlandaskan alasan-alasan idiil, dan (4) suasana kerja dan komunikasi berlandaskan pada kompetisi/persaingan.
Kelompok formal secara ringkas memiliki pengorganisasian yang menjalin semua relasi di antara semua kegiatan kerja, pemanfaatan tenaga manusia, dan kesatuan-kesatuan alat-alat serta mesin, dengan tugas dan otoritas sendiri-sendiri. Maka tugas pokok upaya kelompok formal atau pengorganisasian formal meliputi:
1. Menentukan kelompok/unit-unit kerja
2. Membagi tugas-tugas kerja
3. Menentukan tingkat otoritas, yaitu kewibawaan dan kekuasaan untuk bisa bertindak secara bertanggung jawab.
Maka dengan sistem pembagian kerja dan tugas-tugas khusus atau spesialisasi, dicapai keterampilan/kemahiran teknis tinggi, penghematan waktu, dan maksimaliasi kecepatan kerja. Tersusunlah kemudian hierarki kerja dengan segala kompleksitasnya, yaitu berupa unit-unit kerja sebagai segmen/bagian dari satau totalitas yang bisa dikuasai dan diperintah secara langsung. Kemudian berlangsunglah relasi kerja yang baik dari pengorganisasian dan pengadministrasian yang dibutuhkan bagi satu kelompok formal.
3. Dinamika Kelompok Informal
Kelompok informal atau organisasi informal yang dikenal dengan kelompok primer adalah sistem interelasi manusiawi berdasarkan rasa suka dan tidak suka, dengan iklim psikis yang intim, kontak muka berhadapan muka serta moral tinggi.
Ciri-ciri khas kelompok informal meliputi: (1) terintegrasi dengan baik, (2) kelompok informal menjadi bagian dari kelompok formal, (3) setiap anggota kelompok mengadakan interrelasi yang kuat dengan komunikasi yang akrab, (4) terdapat iklim psikis “suka dan tidak suka” atau “iklim acuh dan tidak acuh”, dan (5) memiliki keterikatan afeksi yang baik.
Pada umumnya, kelompok informal di dalam organisasi memberikan tekanan pada setiap anggotanya agar menjalankan tugas kewajibannya sebaik-baiknya, dan memberikan partisipasi yang layak pada organisasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari promosi atau kerja yang tidak wajar dan tidak dapat ditolerir dan dianggap sebagai tidak loyal terhadap kelompok. Setiap anggota akan dibela oleh kawan-kawan sekelompoknya atas dasar solidaritas dan loyalitas kelompok, bila dirugikan oleh atasan atau anggota kelompok lainnya. Dengan demikian aturan dan semua norma kelompok memiliki relasi dengan interest organisasi sekaligus terkait dengan kepentingan individual dari para anggota kelompok.
Sukses pemimpin itu tidak hanya diukur dari keberhasilannya dalam menggerakkan individu-individu untuk berbuat saja, akan tetapi terutama sekali pada kemampuannya untuk menggerakkan kelompok sebagai totalitas. Karena itu salah satu tugas pemimpin ialah memperhatikan dinamika kelompok, yang memiliki emosi, afeksi, sentimen, semangat, jiwa dan kepribadian yang khas unik.
Eksistensi kelompok informal pada intinya bertopang pada kebutuhan untuk mencapai kepuasaan sosial, dan asas pilihan pribadi. Dalam kelompok informal dengan asosiasi intim, terdapat semacam fusi dari banyak individu, berwujud satu kesatuan totalitas kekamian dengan pemilikan unsur identifikasi dan simpati yang kuat. Maka perasaan individu lebur menyatu dengan emosi-emosi kawan-kawan kelompoknya.
4. Tim Dalam Dunia Kerja
Tim menurut Katzenbach dan Smith (dalam Kreitner & Kinicki, 2004) adalah sejumlah kecil orang dengan keterampilan-keterampilan yang saling melengkapi dan menganggap bahwa mereka sama-sama bertanggung jawab terhadap tujuan, sasaran kinerja, dan pendekatan bersama. Tim di dalam dunia kerja memiliki komitmen bersama. Tim kerja diciptakan untuk berbagai maskud yang lebih efisien di dalam menghadapi tantangan yang berbeda.
Secara umum tim kerja terdiri dari empat jenis, yaitu:
1. Tim penasihat. Tim penasihat diciptakan untuk memperluas basis informasi bagi keputusan-keputusan manajerial. Tim penasihat cenderung memiliki tingkat spesialisasi teknis yang rendah. Koordinasi juga rendah karena tim penasihat sebagian besar bekerja sendiri.
2. Tim produksi. Tim bertanggung jawab untuk menjalankan operasi-operasi harian. Melakukan pelatihan yang minimal untuk tugas-tugas yang rutin, dan memiliki tingkat spesialisasi teknis yang rendah. Namun, koordinasi khususnya tinggi karena arus kerja dari satu tim ke tim yang lain.
3. Tim proyek. Proyek-proyek membutuhkan pemecahan masalah yang kreatif, dan seringkali melibatkan aplikasi dari pengetahuan khusus.
4. Tim tindakan. Tim tindakan memiliki spesialisasi tinggi yang dikombinasikan dengan koordinasi yang tinggi pula.