Latar Belakang
Konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia tahun 2000 relatif masih sangat rendah, yakni 4,2 liter per tahun. Sementara rata-rata konsumsi per kapita negara-negara lain jauh lebih tinggi, seperti Malaysia yaitu lebih dari 20 liter per kapita pertahun. Jika konsumsi rata-rata perkapita negara Indonesia meningkat setengah saja dari rata-rata konsumsi per kapita negara Malaysia, maka kebutuhan susu diperkirakan akan meningkat luar biasa. Namun peningkatan permintaan produk susu tersebut diserap oleh pasar luar negeri dengan persentase impor susu mencapai 71,57% pada tahun 2002, sedangkan produksi susu dalam negeri tidak memanfaatkan peluang tersebut secara optimal. Dengan kata lain, terjadi kesenjangan yang cukup besar antara persediaan dan permintaan susu di Indonesia.
Produksi susu lokal yang rendah akibat usaha peternakan yang tidak dilaksanakan secara optimal dan serius, dibuktikan dengan skala usaha peternak Indonesia yang hanya bersifat skala rumah tangga dengan kepemilikan sapi berkisar antara dua sampai empat ekor. Hal ini dikarenakan keterbatasan informasi dan hasil penelitian tentang potensi usaha sapi perah yang bernilai profitable, serta potensi wilayah dan strategi pengembangan usaha di Indonesia yang kurang dioptimalkan dengan baik. Akibatnya, para investor tidak melirik usaha peternakan sapi perah di Indonesia dan berdampak secara tidak langsung pada kurangnya penyediaan modal untuk pengembangan peternakan sapi perah tersebut. Keadaan ini mengisyaratkan perlu adanya perbaikan pola usaha ternak, sehingga sejauh mungkin dengan sumber daya yang terbatas yang dimiliki oleh peternak rakyat dapat memberikan perbaikan kesejahteraan bagi peternak tersebut.
Peningkatan daya saing peternak sapi lokal diperlukan bukan hanya untuk dapat melakukan penetrasi pasar tetapi juga untuk dapat bersaing di pasar lokal, nasional dan internasional. Salah satu subsektor unggulan dalam bidang agribisnis di Jawa Barat adalah subsektor peternakan. Berdasarkan data lima tahun terakhir (2002 – 2007) walaupun investasi agribisnis berbasis peternakan mengalami kenaikan namun belum signifikan bila dibandingkan dengan permintaan. Kenaikannya masih sangat kecil bila dibandingkan dengan permintaan. Pentingnya melakukan upaya ini dikarenakan sektor peternakan merupakan sumber pendapatan yang memiliki nilai ekonomi baik bagi pembangunan wilayah maupun bagi petani di Jawa Barat. Selain itu, pengembangan di subsektor peternakan memberikan kontribusi pada penyerapan jumlah tenaga kerja dan sebagai penghasil sumber pangan protein dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
1.2. Perumusan Masalah
Pengembangan industri peternakan sapi perah rakyat di era global mempunyai permasalahan yaitu skala usaha rendah (rataan 3 ekor), manajemen pemeliharaan terbatas, produktivitas rendah (11 liter/ekor/hari), kualitas produksi rendah, penguasaan lahan terbatas (hijauan makanan ternak). Sehingga, menyebabkan posisi tawar rendah. Selain itu, pada koperasi peternak sapi perah mempunyai konsep bahwa dengan adanya peternak rakyat berhimpun dalam koperasi dapat menyebabkan posisi tawar meningkat.
Peternakan sapi perah di Jawa Barat, secara nasional masih menjadi peringkat kedua dalam populasi sapi serta produksi susu setelah Jawa Timur. Melalui buku ini, diharapkan akan dapat diketahui profil usaha peternakan sapi perah lokal di Jawa Barat saat ini, serta arah pengembangan kelembagaan dan kebijakan pengelolaan usaha peternakan sapi perah lokal dalam rangka terwujudnya peternakan yang tangguh, produktif, memiliki daya saing yang baik (prospektif) dan berkelanjutan.
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana posisi daya saing peternak sapi perah lokal Jawa Barat dibandingkan peternak-peternak dari daerah-daerah pesaing utamanya di Indonesia?
2. Faktor-faktor apa yang menentukan keunggulan daya saing peternak sapi perah lokal di Jawa Barat?
3. Bagaimana alternatif-alternatif strategi dalam upaya meningkatkan daya saing peternak sapi perah lokal di Jawa Barat?
1.3. Tujuan
Tujuan kajian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi posisi daya saing peternak sapi perah lokal di Jawa Barat.
2. Menganalisis faktor-faktor penentu keunggulan daya saing peternak sapi perah lokal di Jawa Barat.
3. Merumuskan alternatif-alternatif strategi dalam pengembangan keunggulan daya saing peternak sapi perah lokal di Jawa Barat.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kajian ini adalah :
1. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemerintah dan para pelaku usaha lainnya di bidang peternakan mengenai posisi daya saing petenak sapi perah lokal di Jawa Barat.
2. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya saing peternak sapi perah lokal di Jawa Barat.
3. Memberikan masukan berkaitan dengan strategi yang dapat diambil untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing peternak sapi perah lokal di Jawa Barat.
4. Bahan pustaka dan pembanding tentang daya saing peternak sapi perah lokal khususnya di daerah Jawa Barat bagi kajian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian difokuskan pada pengkajian posisi daya saing dan faktor-faktor penentu keunggulan daya saing peternak sapi perah lokal di Jawa Barat. Selanjutnya kajian ini diharapkan dapat memberikan alternatif-alternatif strategi dalam pengembangan peternakan sapi perah kedepan baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha lainnya di sektor peternakan.