Lingkungan

Ukuran Minimal Andalalin atau Minimal size Andalalin

Konsep Perencanaan Transportasi
Konsep perencanaan transportasi yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap (Four Stages Transport Model), yang terdiri dari:
1. Bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip Generation)
2. Distribusi pergerakan lalu lintas (Trip Distribution)
3. Pemilihan moda (Modal Choice/Modal split)
4. Pembebanan lalu lintas (Trip Assignment)

Bangkitan dan TarikanPergerakan ( Trip Generation )
Bangkitan/ Tarikan pergerakan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlahperjalanan / pergerakan/ lalu-lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona (kawasan)per satuan waktu (per detik, menit, jam, hari, minggu dan seterusnya). Dari pengertian tersebut, maka bangkitan perjalanan merupakan tahapan pemodelan transportasi yang bertugas untuk memperkirakan dan meramalkan jumlah (banyaknya) perjalanan yang berasal (meninggalkan) dari suatu zona/ kawasan/ petak lahan (banyaknya) yang datang atau tertarik (menuju) ke suatu zona/ kawasan petak lahanpada masa yang akan datang ( tahun rencana ) per satuan waktu. Bangkitan lalu lintas ini mencakup:
• Lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi (Trip Production)
• Lalu lintas yang menuju ke suatu lokasi (Trip Attraction)
Bangkitan lalu lintas tergantung dari 2 aspek tataguna lahan:
a. Tipe tataguna lahan
Tipe tataguna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan, dll) mempunyai karakteristik bangkitan yang berbeda:
– jumlah arus lalu lintas
– jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk, mobil)
– waktu yang berbeda (contoh: kantor menghasilkan lalu lintas pada pagi dan sore).
b. Jumlah aktivitas (dan intensitas) pada tataguna lahan tersebut
Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi lalu lintas yang dihasilkan. Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah kepadatannya

Distribusi Pergerakan Lalu Lintas (Trip Distribution)
Distribusi pergerakan lalu lintas adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan sebaran pergerakan yang meninggalkan suatu zona yang menuju suatu zona lainnya.
Pola distribusi lalu lintas antara zona asal dan tujuan adalah hasil dari dua hal yang terjadi secara bersamaan, yaitu:
– Lokasi dan intensitas tata guna lahan yang akan menghasilkan lalu lintas.
– Spatial separation (pemisahan ruang), interaksi antara dua buah tata guna lahan akan menghasilkan pergerakan.

Pemilihan Moda (Modal Choice/ Modal Split)
Jika terjadi interaksi antara dua tata guna tanah, seseorang akan memutuskanbagaimana interaksi tersebut dilakukan. Biasanya interaksi tersebut mengharuskan terjadinya perjalanan. Dalam kasus ini keputusan harus ditentukan dalam hal pemilihan moda yang mana:

Pilihan pertama biasanya antara jalan kaki atau menggunakan kendaraan.Jika kendaraan harus digunakan, apakah kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor, mobil, d ll) atau angkutan umum (bus, becak, dll). Jika angkutan umum yang digunakan, jenis apa yang akan digunakan (angkot,bus, kereta api, pesawat, dll).
Pemilihan moda transportasi sangat tergantung dari:
1. Tingkat ekonomi/income kepemilikan
2. Biaya transport

Pembebanan Lalu Lintas (Trip Assignment)
Pemilihan rute tergantung dari alternatif terpendek, tercepat, termurah, dan juga diasumsikan bahwa pemakai jalan mempunyai informasi yang cukup (misalnya tentang kemacetan jalan) sehingga mereka dapat menentukan rute terpendek. Hasil akhir dari tahap ini adalah diketahuinya volume lalu lintas pada setiap rute.Kendaraan pribadi, rute yang dipilih sembarangKendaraan umum, rute sudah tertentu

Konsep Pemodelan Pergerakan
Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur, beberapa diantaranya adalah:
a. model fisik (model arsitek, model teknik, wayang golek dan lain-lain)
b. model peta dan diagram
c. model statistik dan matematik (fungsi atau persamaan) yang dapat menerangkan secara terukur beberapa aspek fisik, sosial ekonomi atau model transportasi.

Dalam menentukan hasil suatu sistem angkutan, maka model bukan merupakan alat bantu untuk memahami proses yang komplek tapi juga ukuran untuk efektifitasnya. Umumnya pembuatan model memberikan interpretasi yang memenuhi prinsip-prinsip dari suatu sistem yang sudah terdefinisikan secara termal yaitu hubungan fungsional dapat dinyatakan guna menyusun perilaku sistem yang diteliti.(FD. Hobbs,1979)

Perencanaan dan pemodelan transportasi umumnya menggunakan model grafis dan matematis. Model grafis untuk mengilustrasikan terjadinya pergerakan (arah dan besarnya) yang terjadi dan beroperasi secara spasial (ruang). Model matematis menggunakan persamaan atau fungsi matematika sebagai media untuk mencerminkan realita. Pemakaian model matematis dalam perencanaan transportasi mempunyai beberapa keuntungan yaitu sewaktu pembuatan formulasi, kalibrasi serta penggunaannya membuat para perencana dapat belajar melalui eksperimen tentang kelakuan dan mekanisme internal yang dianalisis.

Menurut Black (1981), salah satu alasan menggunakan model matematik untuk mencerminkan sistem karena matematik adalah bahasa yang jauh lebih tepat dibandingkan dengan bahasa verbal. Ketepatan yang didapat dari penggantian kata dengan simbol sering menghasilkan penjelasan yang lebih baik daripada penjelasan dengan bahasa verbal
Pemodelan transportasi hanya merupakan salah satu unsur dalam perencanaan transportasi. Lembaga pengambil keputusan, administrator, masyarakat, peraturan dan penegak hukum merupakan unsur lain yang harus berjalan dengan baik sehingga tercipta perencanaan transportasi yang baik.

NB: Apabila Anda membutuhkan ANDALALIN, AMDAL atau UKL/UPL bagi kegiatan usaha Anda, dapat menghub 082110775674 (wa only) atau bangazul@gmail.com

KRITERIA UKURAN MINIMAL ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button